BERITAALTERNATIF.COM – Wacana pembangunan pabrik minyak goreng di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sudah banyak disampaikan oleh berbagai kalangan, dari aktivis pemuda hingga guru besar di Kukar.
Menanggapi hal ini, Asisten III Setkab Kukar Totok Heru Subroto menjelaskan bahwa pembangunan pabrik minyak goreng merupakan bagian dari hilirisasi produk perkebunan kelapa sawit di Kukar.
“Sehingga bisa menyerap tenaga kerja dan memutar uang yang ada di kita,” katanya baru-baru ini di Kantor Bupati Kukar.
Minyak goreng yang diproduksi di pabrik tersebut, lanjut dia, bisa berbahan dasar kelapa sawit. Dengan begitu, Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan Kukar dapat diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng.
Kata Totok, selama ini minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat Kukar berasal dari Kota Surabaya, Jawa Timur. Padahal, bahan dasar pembuatan minyak tersebut diproduksi di Kukar.
Meski begitu, kata dia, pembangunan pabrik minyak goreng di Kukar tak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, kelapa sawit di Kukar umumnya dihasilkan dari perkebunan-perkebunan besar.
“Seharusnya perkebunan rakyat itu yang kita fasilitasi sendiri. Kalau perkebunan besar mau mendirikan pabrik di mana saja, okelah. Tapi perkebunan rakyat mestinya kita fasilitasi juga untuk industri sawitnya,” jelas dia.
Bupati Kukar Edi Damansyah, sambung Totok, menginginkan hulurisasi dan hilirisasi yang terpadu di sektor perkebunan kepala sawit, sehingga lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan daya saing Kukar.
“Sementara ini kan kita lemah di situ. Kita tidak terintegrasi dalam proses produksi, sehingga kita lebih murah membeli minyak goreng dari luar daripada memproduksi di daerah kita sendiri,” katanya.
“Karena apa? Daya saing kita rendah. Karena biaya produksi tinggi. Kunci jawabannya adalah kita harus melakukan produksi secara terintegrasi dari hulurisasi sampai hilirisasi, sehingga biaya produksi menjadi lebih murah,” sarannya. (adv/um)