Search

Sigit Wibowo Tanggapi Rencana Pemerintah Pusat Datangkan 16 Ribu Pekerja untuk Pembangunan IKN Nusantara

BERITAALTERNATIF.COM – Pengerjaan kontruksi gedung-gedung di IKN Nusantara telah dimulai. Pemerintah butuh ribuan tenaga kerja.

Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo mengatakan bahwa di balik rencana pemerintah pusat ‘mengimpor’ 16 ribu tukang ke IKN Nusantara, jangan-jangan karena Pemda Kaltim minim aksi untuk menyiapkan SDM?

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana mendatangkan 16 ribu tukang dari luar Kaltim untuk melakukan pembangunan konstruksi di IKN Nusantara.

Pemerintah membutuhkan banyak pekerja sekaligus untuk mempercepat pembangunan sejumlah gedung, seperti istana kepresidenan, fasilitas penunjang, sampai 22 tower tempat tinggal untuk ASN.

Tapi belum apa-apa, rencana itu mendapat penolakan keras dari kelompok masyarakat yang menamakan diri Aliansi Gerakan Suara Rakyat Kaltim Nusantara (Gaskan). Ada 6 tuntutan Gaskan, satu di antaranya menolak kedatangan 16 ribu pekerja dari luar Kaltim. Aksi ini lantas menimbulkan pro kontra.

Sigit pun turut menanggapi kegaduhan tersebut. Menurutnya, aksi penolakan yang dilakukan oleh Gaskan merupakan kegiatan yang sah-sah saja. Apalagi demi memperjuangkan hak masyarakat Bumi Etam.

Namun yang jadi soal, jika mayoritas pekerja berasal dari Kaltim, apakah ada garansi kalau pembangunan bisa berjalan dengan baik? Pemprov ataupun pemkab/kota se-Kaltim, menurut Sigit, perlu memastikan hal ini.

“Itu hak teman-teman untuk menyampaikan aspirasinya. Karena memang tenaga kerja lokal kita kan juga penting untuk dapat berkontribusi,” ujar Sigit sebagaimana dilansir dari web resmi DPRD Kaltim pada Selasa (21/2/2023).

“Sebenarnya ini jadi tamparan keras bagi Pemprov dan Pemda. Apa yang akan dilakukan untuk mempersiapkan SDM lokal supaya kita bisa bersaing nantinya,” ujar Sigit.

Memang, menurutnya, pemerintah pusat perlu membuka peluang lebih besar bagi pekerja lokal terlebih dahulu. Setidaknya ini adalah bentuk keadilan serta untuk menghindari gesekan-gesekan yang tidak perlu.

Kalau sudah disosialisasikan dan diseleksi, ternyata jumlah tenaga kerja lokal jauh dari yang diperlukan, barulah pemerintah pusat merekrut pekerja dari luar Kaltim.

“Termasuk juga penentuan Badan Otorita, siapa saja orangnya yang memang benar-benar layak masuk di dalam jajaran tersebut. Kita juga minta ke pusat melalui (politik) afirmasi,” lanjutnya.

Dengan adanya kesepakatan afirmasi tersebut, bakal terjalin kerja sama antara pekerja lokal dan pekerja luar yang di datangkan oleh pemerintah pusat.

“Kebijakan 16 ribu pekerja yang dibutuhkan harusnya ada kuota untuk orang lokal. Memang fakta di lapangan orang lokal ilmunya belum sama dengan orang luar, tapi ilmu itu bisa di-upgrade. Kita enggak boleh kalah. Kita punya BLK tersebar di beberapa daerah di Kaltim. Harusnya bisa memanfaatkan fasilitas itu untuk menyerap orang-orang lokal kita agar ilmunya bisa di-upgrade,” sarannya.

Menurut Sigit, kekisruhan ini harus menjadi tamparan buat semua pihak. Pemprov dan Pemda se-Kaltim tidak boleh santai dalam mempersiapkan SDM handal untuk terlibat di IKN di berbagai bidang pekerjaan. Karena keahlian kerja tidak bisa didapat lewat motivasi ‘jangan jadi penonton di rumah sendiri’ saja. Namun perlu pula pelatihan intens dan lua agar semakin banyak warga lokal yang siap bersaing. Tidak sekadar mau bersaing.

“Kita juga enggak bisa semata-mata menolak secara keseluruhan. Karena memang benar kita kekurangan tenaga ahli di bidang tersebut. Dari 16 ribu calon pekerja itu, kalau bisa setengahnya atau bahkan lebih banyak dari orang lokal Kaltim,” tutupnya. (adv/hms)

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA