BERITAALTERNATIF.COM – Dalam jumpa pers di Bosnia, Menlu Iran, Hossein Amir Abdollahian ditanya apakah benar di Iran saat ini sedang terjadi revolusi.
“Sehubungan dengan sejumlah peristiwa di Iran akhir-akhir ini, sebagian darinya adalah tuntutan yang diajukan secara damai oleh rakyat. Saya mengundang kalian mengunjungi Iran dan melihat keadaan dari dekat. Apa yang kami saksikan selama 8 pekan lalu adalah sebuah gelombang intervensi asing, kerusuhan, dan teror terencana terhadap rakyat Iran,” tegas Abdollahian.
Dalam kerusuhan ini, sambung dia, polisi tidak menembakkan peluru ke arah seorang pun. Tak seorang pun di Iran yang tewas karena ditembak atau ditindak polisi atau aparat keamanan.
Bahkan sebaliknya, lantaran digunakannya senjata api dan senjata tajam oleh para anasir asing yang masuk ke Iran, atau orang-orang yang terkena hasutan, lebih dari 67 petugas polisi di Iran telah gugur, padahal mereka tidak menembak atau menggunakan senjata api.
“Orang-orang AS menginginkan energi dan minyak Iran. Mereka mengorganisasi sebuah kericuhan media demi tujuan tersebut. Apa yang disampaikan di media-media berlawanan dengan realita,” tegasnya.
Dalam jumpa pers bersama Menlu Bosnia, Bisra Turkovic itu, Abdollahian mengatakan, pihaknya menganggap kawasan Balkan dan negara Bosnia Herzegovina sebagai negara sahabat tradisional Republik Islam Iran.
Seperti masa lalu, kata dia, Iran akan tetap berada di sisi semua etnis di Bosnia dan melanjutkan dukungannya untuk negara ini serta kawasan.
“Pemerintah dan rakyat Republik Islam Iran adalah kawan Bosnia Herzegovina di masa-masa sulit dahulu. Kami akan meneruskan dukungan-dukungan kami seperti di masa lalu,” ujarnya.
Menurut Abdollahian, Teheran merasa gembira karena dalam periode pasca-corona selama 9 bulan terakhir, volume perdagangan kedua belah pihak telah meningkat 53 persen. (*)
Sumber Berita: Poros Perlawanan
Sumber Foto: Radio Free Europe