BERITAALTERNATIF.COM – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku menelepon Menteri Keuangan Sri Mulyani. JK meminta agar Sri Mulyani tidak menakut-nakuti masyarakat dengan ancaman resesi ekonomi.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan kata sambutan dalam acara makan malam spesial HUT Kalla Group di Grand Indonesia Kempinski Ballroom, Jumat (28/10/2022).
Menurutnya, tidak semua krisis ekonomi memberikan dampak buruk. Oleh karena itu, JK ingin semua pihak tetap optimis.
Ia mengatakan dunia memang tengah menghadapi krisis energi dan pangan. Namun, Indonesia masih jauh dari hal tersebut karena masih memiliki pasokan.
Berikut pernyataan lengkap JK terkait teguran kepada Sri Mulyani:
Krisis itu ada yang bermasalah, ada yang bikin manfaat.
Karena itu saya bilang kepada Sri Mulyani, jangan takut-takuti orang tahun depan akan kiamat.
Saya telepon jangan begitu. Jangan kasih takut semua orang. Ini negeri luas, tidak semuanya.
Kalau ada masalah, hadapi. Kita jangan takut.
Krisis, ada krisis energi, di mana krisis energi dalam negeri? Di mana krisis pangan di Indonesia?
Beda kita dengan negara lain yang enggak punya energi. Jadi kita harus optimis, kalau ada masalah, hadapi.
Sebelumnya, Sri Mulyani memastikan ekonomi global akan terjerembab ke jurang resesi pada tahun depan.
Ia mengatakan resesi dipicu oleh satu faktor, yaitu kebijakan sejumlah bank sentral dunia yang agresif menaikkan bunga demi meredam lonjakan inflasi. Sri Mulyani mengatakan kebijakan itu pasti akan menekan pertumbuhan ekonomi.
Alhasil, resesi menjadi kian susah untuk dihindari. “Kenaikan suku bunga cukup ekstrem bersama-sama, maka dunia pasti resesi pada 2023,” ungkap Sri Mulyani.
Dia juga menyebutkan tidak mudah menyusun APBN 2023 di tengah situasi perekonomian dunia yang bergejolak. Ia menuturkan banyak perubahan yang terjadi di tengah jalan akibat situasi yang tak menentu dan datang tiba-tiba.
APBN 2023 yang awalnya disusun hanya mempertimbangkan Covid-19, kemudian dihadapkan dengan perang Rusia-Ukraina.
Dia menegaskan ketegangan antar dua negara tersebut mengakibatkan berbagai krisis seperti pangan, energi dan keuangan yang menyebabkan harga minyak, pangan naik tajam. Bahkan, beberapa negara mengalami krisis utang akibat kondisi ini.
Sementara itu, Bank Dunia memproyeksi sejumlah negara resesi pada 2023. Hal ini karena suku bunga acuan bank sentral di sejumlah negara semakin tinggi.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan bank sentral terus mengerek bunga acuan demi menekan laju inflasi.
Kenaikan suku bunga acuan akan menghambat proses pemulihan ekonomi global. Sehingga, Bank Dunia memprediksi ekonomi dunia melambat menjadi 0,5 persen pada 2023 mendatang.
“Pertumbuhan global melambat tajam dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi,” terang Malpass.
Ia khawatir tren perlambatan ekonomi akan berlangsung dalam jangka panjang. Karena itu, Malpass mendesak seluruh negara untuk fokus meningkatkan produksi agar pasokan kembali melimpah, sehingga inflasi bisa ditekan.
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut Indonesia menjadi titik terang saat ekonomi dunia suram. Hal tersebut diungkapkan oleh Managing Director IMF Kristalina Georgieva saat bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. (*)
Sumber: CNN Indonesia