beritaalternatif.com – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Payang Sejahtera bergerak tanpa penyertaan modal dari Pemerintah Desa (Pemdes) Sungai Payang selama tiga tahun.
Pada tahun 2016, Rusdin terpilih sebagai Kepala Desa Sungai Payang. Seiring itu pula Pemdes bersama Pengurus BUMDes menyusun dan menetapkan aturan terkait badan usaha tersebut.
Segera setelah itu, BUMDes tersebut memiliki SIUP, NIB, dan NPWP. Kemudian, berbagai proyek yang sebelumnya dikelola bersama dengan perusahaan Direktur Operasional BUMDes Payang Sejahtera Supiani diserahkan sepenuhnya kepada BUMDes.
“Di situ juga saya minta kepada Kepala Desa untuk peremajaan kepengurusan karena struktur lama yang kelihatan bekerja hanya saya sendiri,” jelas Supi kepada beritaalternatif.com baru-baru ini.
Rusdin yang baru saja terpilih sebagai Kepala Desa Sungai Payang melihat rekam jejak BUMDes tersebut. Tanpa modal dari desa pun Pengurus BUMDes Payang Sejahtera telah memberikan kontribusi untuk penambahan Pendapatan Asli Desa (PADes).
“Waktu itu beliau menawarkan modal Rp 300 juta kepada BUMDes. Saya malah ketakutan,” katanya.
Dia menolak dengan halus tawaran dari Rusdin. Supi mengaku bisa menjalankan BUMDes tersebut tanpa penyertaan modal dari Pemdes.
Rusdin kembali berujar bahwa BUMDes mesti mendapatkan modal dari Pemdes Sungai Payang. Pasalnya, aturan BUMDes mengharuskan sahamnya menjadi milik desa.
“Saya takut dengan tanggung jawab uang tersebut. Itu yang buat saya menolak dikasih modal. Tapi karena Pak Rusdin jelaskan, kami harus menerimanya,” ungkap Supi.
Modal ini pun digunakannya untuk mengelola sebagian besar bidang usaha yang sebelumnya dikelola bersama dengan perusahaannya.
Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang luasnya mencapai 3.000 hektare pun diserahkan sepenuhnya kepada BUMDes Payang Sejahtera.
Pekerjaan pengangkutan yang kian bertambah dari hari ke hari mendorong warga terlibat dalam usaha pengangkutan. Mereka pun berbondong-bondong membeli truk untuk mengangkut kelapa sawit.
“Berkat usaha itu, mereka sekarang sudah beli rumah. Bahkan ada sebagian yang sudah beli mobil pribadi,” bebernya.
Supi mengakui bahwa peran Kepala Desa Sungai Payang Rusdin sangat besar dalam membuka berbagai jaringan dan membangun kerja sama antara BUMDes dengan perusahaan tambang di desa tersebut.
Keberadaan tambang batu bara di Sungai Payang pun membawa “berkah” tersendiri bagi BUMDes Payang Sejahtera. Sejumlah kerja sama digalakkan dengan perusahaan emas hitam tersebut, di antaranya pengadaan bus, pengangkutan karyawan, dan catering.
“Catering itu hampir 1.500 per hari. Kita masak hampir 3 ton satu bulan. Setiap hari kita keluarkan uang Rp 7-8 juta per hari,” ungkapnya.
Pekerjaan BUMDes yang kian banyak membuat badan usaha tersebut membutuhkan tambahan modal dari desa. Pada tahun 2017, Pemdes pun kembali menyertakan modal Rp 300 juta untuk BUMDes Payang Sejahtera.
Salah satu pekerjaan baru BUMDes tersebut adalah menyuplai Bahan Bakar Minyak (BBM) ke perusahaan. Sebelumnya, proyek ini dikerjakan oleh CV Bumi Jaya Makmur, yang tak lain merupakan perusahaan milik Supi.
“Jadi, waktu itu saya sendiri yang minta penambahan modal karena item pekerjaan semakin banyak,” jelasnya.
Selain memperluas kerja sama dengan berbagai pihak, Supi tak lupa menata administrasi BUMDes. Jika sebelumnya hanya dia sendiri yang mengelola badan usaha tersebut, maka di tahun-tahun berikutnya, manajemen BUMDes Payang Sejahtera pun ditata dan diperbaiki berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern.
“Alhamdulillah saya dibantu oleh beberapa orang yang tulus bekerja seperti Mas Solikin dan Mas Birin. Ada atau tidak ada uang, mereka tetap mau bekerja,” katanya.
Supi berprinsip, pengurus tidak boleh hidup dan menggantungkan diri dari BUMDes, melainkan harus menghidupkan dan mengembangkan terlebih dahulu badan usaha desa tersebut.
“Teman-teman tidak terhitung kontribusinya. Pokoknya luar biasa. Mereka menata BUMDes sampai sekarang bisa dikenal luas,” ucapnya.
“Mereka bekerja dengan tulus. Mereka tidak pernah tanya ‘berapa gaji saya’. Itu yang luar biasa. Itu juga yang menambah semangat bagi saya,” lanjutnya.
Pada tahun 2017, omzet BUMDes Payang Sejahtera mencapai Rp 1,4 miliar. Sementara keuntungan bersihnya sebesar Rp 107 juta.
Tahun berikutnya, omzetnya naik menjadi Rp 2,6 miliar. “Peningkatan omzet ini karena kita sudah mulai masuk di tambang,” terangnya.
Usaha menjalankan BUMDes ini dilakukannya dengan sejumlah kiat, salah satunya BUMDes menangkap berbagai pekerjaan dengan prinsip mencari keuntungan.
“Walaupun keuntungannya kecil yang penting tidak rugi. Begitu sih semangat kerja dan bisnisnya,” kata Supi.
Ia konsen untuk menghitung keuntungan dan kerugian usaha yang akan dikelola BUMDes. Sementara manajemen BUMDes diserahkannya kepada pengurus lain.
Supi juga giat membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Sungai Payang. Dia tidak hanya membangun kerja sama bisnis, tapi terlibat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial antara perusahaan dan warga.
Dia mencontohkan pembebasan lahan. Misalnya perusahaan menargetkan pembebasan lahan 200 hektar per bulan. Supi pun terlibat aktif memenuhi target perusahaan tersebut.
“Kita lobi masyarakat. Kita arahkan mereka. Di sinilah muncul ikatan emosional antara saya dengan perusahaan,” jelasnya.
Hubungan baik ini pun memberikan kemudahan kepada BUMDes untuk mendapatkan berbagai kegiatan dari perusahaan swasta di Sungai Payang.
“Intinya kita berkorban dulu. Bahkan kita berkorban tenaga dan biaya. Mungkin ini tidak diketahui oleh pihak desa,” katanya. (*)
Penulis: Ufqil Mubin