Oleh: Ibrahim Amini*
Dalam masalah pendidikan dan pengajaran para ulama mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dari yang lain, bahkan mereka yang pertama kali harus disorot dalam masalah ini. Karena, manakala seseorang telah memilih menjadi ulama berarti dia telah siap memikul tanggung jawab untuk menyebarluaskan agama dan nilai-nilai Islam.
Para ulama adalah pengganti Nabi Saw dan ahli ilmu-ilmu Islam, mereka mempunyai kewajiban melaksanakan pekerjaan Nabi Saw dan Ahlulbaitnya as, yaitu mengajar dan menyucikan jiwa-jiwa manusia. Mereka memperoleh nafkah dari baitulmal dan melalui agama, oleh karena itu mereka harus bersungguh-sungguh di dalam menyebarluaskan nilai-nilai agama dan mendidik jiwa manusia.
Sedemikian besar pujian dan penghargaan yang diberikan kepada para ulama di dalam hadis-hadis Nabi Saw, hingga pada hari kiamat mereka diberi hak untuk memberikan syafaat kepada para pengikutnya.
Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Kelak pada hari kiamat Allah membangkitkan ahli ilmu dan ahli ibadah. Manakala keduanya telah berdiri di hadapan Allah Swt, Allah Swt berkata kepada ahli ibadah, ‘Pergilah engkau ke surga,’ sementara kepada ahli ilmu Allah Swt berkata, ‘Berhenti, dan berikanlah syafaat kepada orang-orang yang telah engkau didik dengan baik.’”
Jika kedua orang tua adalah penanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya, maka para ulama―sebagai ahli pendidikan dan pengajaran Islam―mempunyai kewajiban memberitahukan materi dan metode pendidikan dan pengajaran Islam kepada para orang tua.
Jika para guru mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan mengajar anak-anak dan para pemuda, maka para ulama pun mempunyai kewajiban untuk menjelaskan pandangan-pandangan Islam berkenaan dengan masalah pendidikan dan pengajaran kepada orang yang memerlukan.
Para ulama, di samping harus berusaha mendidik dan mengajar anak-anak, para pemuda dan yang lainnya dengan tulisan, ucapan dan tingkah laku mereka, mereka juga harus membantu dan bekerja sama dengan pihak radio dan televisi.
Para guru dan pelajar agama tidak boleh bersikap acuh terhadap pengajaran program dan metode pendidikan dan pengajaran Islam dan bersikap seolah-olah Islam tidak mempunyai pandangan berkenaan dengan masalah pendidikan dan pengajaran.
Para Penulis
Sarana lain yang sangat penting dan efektif dalam pendidikan dan pengajaran adalah buku, majalah, dan surat kabar.
Dapat dikatakan surat kabar dan majalah dapat ditemukan hampir pada setiap rumah, dan sebagian orang menghabiskan sebagian waktu luangnya dengan membacanya. Sebagian orang yang senang membaca sedikit banyaknya tentu membaca buku, sementara orang-orang yang berilmu senantiasa tidak lepas dari buku, majalah dan surat kabar, yang dengan itu mereka bisa menambah pengetahuan mereka.
Alhasil, kegiatan membaca buku, majalah dan surat kabar telah mengambil sebagian waktu anggota masyarakat, yang dengan begitu tentunya akan memberikan pengaruh kepada jiwa mereka baik pengaruh positif ataupun pengaruh negatif.
Atas dasar ini, kegiatan penerbitan harus dianggap sebagai salah satu sarana penting bagi pendidikan dan pengajaran masyarakat. Oleh karena itu, para penulis dan para penerbit, dalam kaitan ini mempunyai tanggung jawab yang sangat penting. Karena, nilai dan budaya apa saja yang mereka sebarkan, masyarakat akan terdidik dengan itu.
Kalangan pegiat yang bergerak di bidang penerbitan dapat menjadi para penyebar budaya cinta ilmu, budaya sadar kewajiban, budaya kebajikan, kebebasan, cinta keadilan, senang membantu orang, suka berkorban, menjaga kesucian diri, budaya kerja keras, budaya tahan banting dan nilai-nilai kebajikan lainnya; namun mereka juga dapat menjadi penyebar budaya cinta materi, budaya mengejar keuntungan semata, egoisme, budaya konsumtif, hedonisme, tidak taat hukum, pikiran picik, lemah dan tidak tahan banting, suka ingkar janji dan sifat-sifat tercela lainnya.
Para penulis harus menyadari bahwa dengan tulisan-tulisan mereka, novel-novel mereka, analisa, pujian, kritikan dan bahkan kata-kata mereka telah memberikan pengaruh kepada berbagai lapisan masyarakat, baik pengaruh positif atau pengaruh negatif.
Seorang penulis kelak akan mempertanggungjawabkan apa-apa yang ditulisnya di hadapan Allah Swt. Jika ia menjalankan kewajibannya dengan benar ia akan memperoleh ganjaran namun jika ia menulis karya-karya yang memberikan pengaruh yang negatif ia akan mendapat siksa dari Allah Swt.
Oleh karena itu, menulis bukan sebuah pekerjaan yang mudah melainkan sebuah pekerjaan yang sulit dan penuh tanggung jawab. Seorang penulis harus benar-benar teliti pada materi yang ditulis sehingga tidak bertentangan dengan kebenaran, dan ia harus benar-benar memperhatikan jangan sampai ia menulis sesuatu yang memberikan pengaruh yang negatif kepada masyarakat.
Pemerintahan Islam
Di antara para penanggung jawab pendidikan dan pengajaran, yang mempunyai kewajiban yang lebih berat dan lebih luas adalah pemerintahan Islam. Pemerintahan Islam harus menjadi pembela Islam, ia harus menyebarkan dan melaksanakan seluruh program-program Islam dalam semua lapangan kehidupan. Sebagai contoh, dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat ia harus bersandar kepada dasar-dasar pendidikan Islam.
Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai hak memperoleh pendidikan dan pengajaran yang berdasarkan dasar-dasar pendidikan Islam, dan pemerintahan Islam mempunyai kewajiban atas hal ini.
Pemerintahan Islam harus memberikan perhatian yang serius dan melakukan investasi dengan sungguh-sungguh untuk mendidik anggota masyarakat secara benar dan melindungi mereka dari kerusakan dan dekadensi moral.
Ia harus mengundang para ahli pendidikan Islam dan para pakar Islam dan meminta mereka untuk menyusun dan merumuskan program-program yang menyeluruh dan saling mendukung bagi pendidikan dan pengajaran Islam.
Setelah itu, menyerahkan program-program tersebut ke institusi-institusi pendidikan, seperti perguruan tinggi, pendidikan dasar dan menengah, para orang tua, lembaga radio televisi, para penyiar dan para penulis, para penanggung jawab surat kabar dan majalah, dan meminta mereka melaksanakan program-program tersebut secara terkoordinasi.
Di antara semua kewajiban ini, kewajiban mendidik anak-anak, remaja dan para pemuda adalah kewajiban yang paling perlu mendapat perhatian, karena mereka adalah penentu masa depan negara, sehingga bentuk pendidikan yang mereka terima akan sangat berpengaruh besar terhadap masa depan negara, dan setiap tenaga dan fasilitas yang dicurahkan di jalan ini akan sangat berarti. Dan, jika pemerintahan Islam bersikap acuh terhadap kewajiban ini kelak mereka akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya. Maka seorang penguasa yang memimpin rakyat kelak akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyat yang dipimpinnya.”
Ma`qal meriwayatkan, “Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang memegang kendali urusan kaum Muslim namun ia tidak bersungguh-sungguh dalam memperbaiki keadaan mereka dan membimbing mereka maka ia tidak akan masuk surga bersama mereka.’”
Ketika Rasulullah saw mengutus Mu`adz untuk menjadi Gubernur Yaman beliau bersabda kepadanya, “Wahai Mu`adz, ajarkanlah kepada mereka Kitab Allah dan didiklah mereka dengan akhlak yang baik.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya aku mempunyai hak atas kamu dan kamu pun mempunyai hak atasku. Adapun hak kamu atasku ialah aku harus menasihatimu, membagikan harta pampasan perang secara benar di antara kamu, mengajarimu supaya kamu tidak bodoh, dan mendidikmu supaya kamu mengetahui berbagai macam ilmu.”
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Tidak ada kewajiban atas pemimpin kaum Muslim kecuali apa yang telah Allah Swt perintahkan kepadanya, yaitu menyampaikan peringatan, bersungguh-sungguh di dalam memberikan nasihat kepada masyarakat, menghidupkan Sunah, menegakkan hukum, dan menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.”
Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pendidikan
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pendidikan dapat berlangsung manakala individu yang dididik mempunyai sejumlah syarat tertentu, dan ia dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Oleh karena itu, pendidikan bukan merupakan urusan individu yang dapat dilakukan sesuai dengan kehendak pendidik tetapi ia juga harus memperhatikan kondisi dan kemampuan objek didik dan menganggapnya sebagai salah satu faktor penting dalam pendidikan, di samping faktor-faktor lain, seperti faktor orang tua, anggota keluarga yang lain, teman sepermainan, lingkungan tempat tinggal, kondisi ekonomi keluarga, sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi, teman sekelas, mesjid, lembaga-lembaga agama lainnya, pusat-pusat rekreasi dan bermain, radio televisi, surat kabar dan majalah, buku dan bioskop.
Di samping itu, cara berpikir dan bertindak para pesohor dan juga budaya yang berlaku di masyarakat sangat berpengaruh bagi pendidikan individu masyarakat.
Dalam pendidikan, seorang anak didik dipengaruhi oleh karakter, potensi dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Tidak ada satu pun dari faktor-faktor di atas yang dengan sendirian dapat menyediakan pendidikan yang benar kepada anak. Pendidikan yang benar hanya dapat dilakukan melalui sebuah program pendidikan yang terkoordinasi di antara faktor-faktor yang ada.
Jika seluruh faktor yang berpengaruh bekerja sama dalam sebuah program pendidikan dan bekerja keras untuk mencapai sebuah tujuan maka peluang untuk mencapai keberhasilan akan sangat besar. Sebaliknya, jika sebagian faktor bekerja untuk mencapai suatu tujuan namun sebagian faktor yang lain melakukan sesuatu yang bertentangan dengan tujuan tersebut dan berusaha menggagalkannya maka dapat dipastikan tujuan akan sulit tercapai.
Sebagai contoh, jika kedua orang tua memperlakukan seorang anak dengan satu cara sementara sekolah memperlakukannya dengan cara lain yang berbeda maka si anak akan merasa bingung jalan mana yang harus ia pilih, dan pada akhirnya akan muncul reaksi yang buruk dan bahkan terkadang berbahaya dari diri si anak.
Oleh karena itu, dalam mendidik dan memperbaiki perilaku seorang anak sangat penting dilakukan kerja sama antara orang tua dan guru. Demikian juga halnya jika para guru bekerja untuk mencapai tujuan tertentu namun program-program televisi dan radio, atau majalah dan surat kabar bergerak ke arah yang bertentangan dengan tujuan yang hendak diraih oleh para guru, maka para orang tua murid tidak dapat berharap banyak untuk dapat mencapai tujuannya.
Karena alasan itulah, pemerintahan Islam berkewajiban mengoordinasikan dan menyelaraskan berbagai program kebudayaan dan pendidikan masyarakat, dan meminta kepada seluruh lembaga yang terkait untuk sungguh-sungguh bekerja sama melaksanakan program-program tersebut dalam satu koordinasi. (*Tokoh Pendidikan Islam)