BERITAALTERNATIF.COM – Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rifky Setiawan mengatakan pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dari sisi suplai maupun permintaan.
Dari sisi suplai, Rifky mengatakan, kapasitas kendaraan listrik domestik masih rendah yakni 29 ribu mobil, 2.480 bus, dan 1,42 juta sepeda motor per tahun. Tantangan lainnya investasi yang masih perlu didorong dengan aturan dan insentif.
“Kami di Kemenkomarves beberapa waktu ini mengkoordinir beberapa aturan supaya bisa mengikuti tren. Jadi, kita berharap aturan-aturan bisa disederhanakan dan disesuaikan. Ini yang akan memasukkan beberapa investasi yang besar,” kata Rifky dalam acara Sewindu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Dari sisi permintaan, tantangan yang dihadapi adalah harga kendaraan listrik yang masih mahal. Rifky mengatakan, harga kendaraan listrik mahal karena baterai yang merupakan komponen utamanya masih mahal. Selain itu, pilihan kendaraan listrik saat ini belum memadai untuk konsumen Indonesia.
“Orang Indonesia sukanya yang muat banyak, satu keluarga tujuh orang masuk. Pilihan EV belum banyak di situ. Masih banyak bermain di sedan,” jelasnya.
Dalam paparannya, Rifky mengatakan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mendorong industri kendaraan listrik di Indonesia. Ada tiga alasan yang mendasari hal tersebut.
Pertama, Indonesia berpacu dengan waktu agar bisa memimpin persaingan investasi dengan negara tetangga dan menjaga kelangsungan industri otomotif di era transisi energi.
Kedua, pembangunan industri kendaraan listrik membutuhkan kebijakan yang tepat untuk mengembangkan pasar serta menarik investasi.
Terakhir, jika gagal mengembangkan industri kendaraan listrik dan menarik investasi, Indonesia hanya akan menjadi importir dan berisiko kehilangan jutaan lapangan pekerjaan. (*)
Sumber: CNN Indonesia