BERITAALTERNATIF.COM – Media-media Israel pada 1 September lalu mengakui bahwa “Militer Israel tidak mampu melepaskan diri dari Segitiga Kerumitan yang mengitarinya.”
Segitiga Kerumitan ini mencakup Perlawanan di Lebanon, Tepi Barat, dan Gaza, yang dikendalikan oleh Wakil Kepala Kantor Politik Hamas, Saleh al-Aruri.
“Tampaknya al-Aruri dalam beberapa bulan terakhir lebih unggul (atas kita),” kata mantan Jubir Militer Israel, Ronin Manlis, dikutip Fars dari al-Mayadeen.
Para pimpinan Hamas, sambung dia, duduk-duduk di Lebanon dan Israel tidak menyerang langsung mereka, lantaran takut memulai perang dengan Hizbullah. Hamas yang memanfaatkan kelemahan Israel menaikkan level ancaman di perbatasan, juga mengendalikan operasi-operasi di Tepi Barat.
Ia mengungkapkan, sejak tahun 2004 hingga sekarang, tahun 2023 adalah tahun terberat dari sisi operasi terhadap Militer Israel dan para pemukim. “Ini menunjukkan adanya gabungan operasi-operasi dengan serbuan satu orang dan kendali dari al-Aruri,” katanya.
Di bagian lain wawancara dengan televisi KAN, Manlis mengatakan bahwa Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) telah kehilangan kendali penuh atas Tepi Barat. Menurutnya, militer Israel juga kehilangan kendali atas situasi, meski tidak sepenuhnya, namun ini tetap mengkhawatirkan.
Dahulu, sambung dia, Militer Israel mempunyai kendali penuh di lapangan. Namun, situasi ini berubah pada bulan-bulan terakhir. Semua faktor ini, ditambah pergerakan di perbatasan Lebanon, adalah sesuatu yang rumit dan berbeda dengan operasi yang menggunakan senjata tajam dan tindakan berani mati satu orang.
“Hal ini bisa berujung kepada kejadian-kejadian yang sangat buruk bagi Tel Aviv,” ucap Manlis.
KAN menyatakan bahwa al-Aruri adalah orang yang diidentifikasi sebagai target potensial untuk Tel Aviv, karena dia dianggap dalang semua kejadian di Tepi Barat. (*)
Sumber: Poros Perlawanan
