BERITAALTERNATIF.COM – Kolaborasi antara pelaku seni dengan program pengembangan pariwisata yang diharapkan berjalan baik untuk mendorong kenaikan perolehan devisa negara dari sektor pariwisata harusnya juga meliputi kepastian titik temu kolaborasinya.
Sebab jika tidak, yang terjadi hanyalah seperti dua orang yang menari di atas panggung yang sama, namun iramanya tidak sinkron.
Demikian disampaikan oleh seniman dan pengamat pariwisata asal Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Dedi Nala Arung, seusai kegiatan Talkshow Gerakan Sadar Wisata.
Sejumlah pelaku seni, pengelola kelompok seni dan wisata serta kalangan seniman milenial hadir mengikuti acara yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Kata dia, titik temu kolaborasi harus dipastikan, agar pelaku seni dan program pariwisata terjalin hubungan yang saling suportif, bukan eksploitatif.
“Kesenian itu tumpuan bagi pariwisata. Berkembangnya kepariwisataan mestinya ya sejalan juga dengan perkembangan pekaryaan seni serta seluruh ekosistemnya,” ujar Nala.
Di sisi lain, Nala juga menyarankan agar para pelaku seni memiliki kesadaran untuk meng-up grade aspek pertunjukan seni karena dunia kepariwisataan menuntut hal demikian.
Menurutnya, tampil tidak boleh lagi sebatas tampil melainkan harus juga mempertimbangkan aspek penting lainnya yang berkaitan dengan seni pertunjukan seperti sisi teknik, edukasi, hiburan, moral dan estetika pertunjukan.
Seni pertunjukan, lanjut dia, sesungguhnya meliputi ekosistem yang luas dan tidak berdiri sendiri. Di poin inilah pemerintah bisa mengambil peran fasilitasi peningkatan kemampuan pelaku seni dalam bentuk pelatihan, workshop, hingga sertifikasi pekaryaan seni.
“Kolaborasi tidak boleh hanya jadi sebatas jargon. Kita teriakkan tapi kita tak mengerti maksudnya. Semua pihak harusnya memahami maknanya dan mampu mendeskripsikan teknisnya,” tambah dia.
Dalam talkshow tersebut juga tampil narasumber lain yaitu praktisi pariwisata nasional Dharmayani HS, Dipl.PI, S.Ikom, MM serta Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian MPP, yang merupakan Wakil Ketua Komisi X DPR-RI sebagai keynote speaker.
Dalam paparannya, Hetifah memberikan catatan penting terkait perlunya fokus dalam pengembangan dan kerja sama program wisata Kaltim sebagai bagian dari upaya menaikkan pendapatan negara dari sektor wisata dan ekonomi kreatif. (ril/fb)