BERITAALTERNATIF.COM – Lingkungan media di Israel dibentuk oleh interaksi dinamis antara platform tradisional dan digital dan dipengaruhi oleh faktor sosial, politik, dan perkembangan teknologi.
Survei dan laporan terbaru menunjukkan tren signifikan dalam penggunaan media sosial, sikap terhadap sensor, dan lingkungan digital secara keseluruhan di Israel.
Pertama, tren dan penggunaan media sosial. Pada awal tahun 2024, sekitar 74,9 persen penduduk Israel, setara dengan sekitar 6,92 juta orang, adalah pengguna aktif media sosial. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan jumlah pengguna yang turun sekitar 140.000 (-2,0%) dari awal tahun 2023 hingga awal tahun 2024.
Meskipun tingkat penetrasi penggunaan internet tinggi yaitu sebesar 92,1%, keterlibatan dalam isu-isu politik dan sosial pada platform-platform ini masih sangat rendah.
Kedua, interaksi politik. Hanya 22 persen warga Israel melaporkan bahwa mereka sering memposting atau berbagi tentang isu-isu politik atau sosial. Angka ini menurun menjadi 36% pada tahun 2022.
Ketiga, sikap terhadap sensor. Jajak pendapat Pew Research Center menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel mendukung sensor terhadap beberapa jenis konten terkait konflik Israel dengan Hamas yang sedang berlangsung.
Secara khusus: 76% orang Yahudi dan 57% orang Arab ingin menyensor kekerasan yang mencolok.
Selain itu, 91% orang Yahudi percaya bahwa postingan yang mendukung Hamas harus dihapus.
Temuan ini menunjukkan pendekatan masyarakat yang berhati-hati dalam membagikan konten sensitif secara online.
Keempat, konsumsi media digital. Ketertarikan terhadap konsumsi media digital telah tumbuh secara signifikan di Israel. Pasar media semakin dipengaruhi oleh platform digital, yang mencerminkan preferensi konsumen terhadap layanan streaming dibandingkan televisi tradisional dan media cetak.
Kelima, pertumbuhan layanan streaming. Munculnya platform streaming lokal sangatlah dramatis karena permintaan konsumen akan konten yang dapat diakses. Pergeseran ini mencerminkan preferensi yang lebih luas terhadap pengalaman menonton berdasarkan permintaan.
Keenam, tren periklanan. Periklanan digital terus berkembang seiring dengan adaptasi bisnis terhadap perubahan perilaku konsumen. Integrasi media sosial ke dalam kehidupan sehari-hari menjadikannya saluran penting untuk pemasaran dan penyebaran informasi.
Ketujuh, perpecahan budaya dan ideologi. Lingkungan media Israel juga mencerminkan perpecahan ideologi yang mendalam di antara warga negaranya.
Kedelapan, preferensi sensor. Pendapat tentang apa yang boleh dibolehkan di media sosial sangat beragam berdasarkan ideologi politik. Misalnya, 76% dari kelompok sayap kanan percaya bahwa postingan yang menunjukkan simpati terhadap warga sipil Gaza harus disensor dibandingkan dengan hanya 25% dari kelompok sayap kiri.
Kesembilan, kritik terhadap pemerintah. Pendukung pemerintahan Benjamin Netanyahu lebih cenderung mendukung postingan sensor yang mengkritik tindakan pemerintah selama konflik (69 persen) dibandingkan dengan non-pendukung (39 persen).
Perpecahan ideologis ini tidak hanya memengaruhi perilaku individu di dunia maya, namun juga membentuk percakapan yang lebih luas di masyarakat Israel.
Lingkungan media Israel berkembang pesat dengan implikasi signifikan terhadap cara informasi disebarkan dan dikonsumsi. Meningkatnya penetrasi platform digital mencerminkan perubahan preferensi konsumen, sementara faktor sosial dan politik terus mempengaruhi sikap terhadap sensor dan wacana publik.
Seiring dengan meningkatnya keterlibatan digital, memahami tren ini akan menjadi hal yang penting untuk menavigasi kompleksitas konsumsi media di Israel. (*)
Sumber: Mehrnews.com