Beirut, beritaalternatif.com – Ketua Partai Arab Unifacation, Wiam Wahhab menyatakan, harus ada tekanan terkait investigasi ledakan di pelabuhan Beirut dan penjatuhan vonis hukum atas para dalangnya.
Kepada al-Mayadeen, Wahhab berkata, AS dan negara-negara Barat memutuskan untuk mencegah pengungkapan nama para pemilik amunium nitrat di pelabuhan Beirut, yang telah memicu ledakan dahsyat di tahun lalu.
Wahhab, yang juga merupakan mantan menteri Lebanon, mengabarkan bahwa sebagian kedutaan asing di Lebanon memusatkan konsentrasi terhadap Hizbullah dan persenjataan kelompok ini.
Terkait pembentukan Kabinet di Lebanon, ia menyebut belum ada kemajuan dalam hal ini. Ia berpendapat, jika Najib Miqati, yang diserahi mandat untuk membentuk Kabinet, mengundurkan diri dari tugasnya, situasi Lebanon akan sangat berbahaya.
Wahhab juga berkomentar soal Saad al-Hariri, yang mendapatkan tugas membentuk Kabinet sebelum Miqati. Ia berkata, al-Hariri punya masalah dengan Saudi dan sepertinya ia tak akan menjadi Perdana Menteri kembali.
Baru-baru ini, kantor berita Anadolu memberitakan bahwa Saudi menghalangi terbentuknya Kabinet di Lebanon. Kantor berita Turki ini menyebut Riyadh telah meninggalkan al-Hariri sendirian.
Dalam peringatan setahun ledakan di pelabuhan Beirut, Hizbullah mendesak adanya langkah serius untuk memahami fakta secara transparan dan tulus tanpa adanya motif-motif politis.
Ledakan dahsyat pada 4 Agustus 2020 telah menghancurkan kawasan pelabuhan ibu kota Lebanon. Ledakan itu menewaskan lebih dari 190 orang dan melukai 6.500 lainnya. (liputanislam/ln)