Kukar, beritaalternatif.com – Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin merespons usulan Ketua Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kukar Jumadil Anwar terkait kredit usaha tanpa agunan.
“Bukan kita yang sebenarnya bisa menjawab. Dari pihak bank yang bisa menjawab,” ucap Rendi saat menghadiri peluncuran kredit usaha tanpa bunga di Pasar Mangkurawang Tenggarong, Kamis (28/10/2021) siang.
Meski begitu, dia menyebutkan, usulan tersebut bisa menjadi salah satu pilihan bagi pemerintah untuk mendorong generasi milenial untuk berwirausaha.
“Itu juga bisa menjadi salah satu opsi sebenarnya yang baik juga, khususnya untuk pelaku UMKM. Minimal dia punya tempat usaha. Kemudian bisa ajukan kredit tanpa agunan,” katanya.
“Tetapi lebih tepatnya tanya itu sama pihak Bankaltimtara karena ada beberapa regulasi yang akan (mereka jelaskan),” lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua BPC HIPMI Kukar, Jumadil Anwar mengatakan, sejak 2019, pihaknya telah menyuarakan pinjaman lunak tanpa agunan. Agunannya bisa menggunakan ijazah. HIPMI getol mendorong hal ini karena Pemda Kukar memiliki modal yang tersedia di BPD Kaltimtara.
“Tentu profitnya bisa dibagikan. Dalam artian positif yakni dipinjamkan tanpa agunan,” kata Jumadil kepada beritaalternatif.com baru-baru ini.
Ia mengungkapkan, sejak Pilkada 2020, visi organisasi yang dipimpinnya seiring dengan semangat Bupati Kukar terpilih yaitu mencetak 6.000 pengusaha baru yang turunannya yakni pinjaman bunga nol persen. Dengan pinjaman bunga nol persen, pihaknya merasa program tersebut penting dijalankan kepada pengusaha pemula.
Kata dia, keberadaan program tersebut dapat menumbuhkembangkan pengusaha baru di Kukar. “Ini sesuai dengan semangat program di pemerintahan untuk mencetak pengusaha baru,” ucapnya.
Jumadil berpendapat, kemajuan suatu daerah tergantung pendapatan per kapita atau seberapa besar pengusaha baru yang tumbuh.
Pasalnya, kemunculan pengusaha baru dapat menyerap pekerja. “Artinya, kalau seratus pengusaha merekrut dua pegawai, bayangkan sudah berapa banyak pekerja yang direkrut?” sebutnya.
Ia juga berharap kepada pemerintah agar tak hanya membicarakan permodalan, tapi yang terpenting adalah pengusaha harus juga dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan tentang kewirausahaan.
“Misalnya tentang manajemen keuangan, usaha apa yang mau dilakukan, market-nya seperti apa, apalagi sekarang ini kan semua orang pegang HP, artinya banyak hal yang positif mengenai kewirausahaan yang dapat diprogres lewat medsos tersebut,” ucapnya.
Jumadil juga mengatakan, dengan target 6.000 pengusaha oleh pemerintah tersebut, bila diberikan kepercayaan untuk memberikan bimbingan kepada pengusaha-pengusaha baru agar bisa lebih berkembang, pihaknya akan membantu dan mendukungnya dari segi pemikiran maupun gagasan.
Menurutnya, membuka usaha tergolong mudah. Yang sulit adalah mempertahankan dan mengembangkannya. “Kita menghendaki program pemerintah yang ingin mencetak 6.000 pengusaha itu stabil selama lima tahun ke depan,” tuturnya. (adv/ln)