BERITAALTERNATIF.COM – Warga Kukar mengutarakan kriteria Caleg, Capres dan Cawapres yang akan mereka pilih di Pemilu yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024.
Beberapa di antara pemilih mengaku akan menggunakan hak suara mereka. Ada pula yang memilih menjadi kelompok golongan putih atau golput.
Warga Kecamatan Muara Kaman Muhammad Haidir berencana memilih golput pada pemilihan legislatif tahun ini.
Ia menilai para calon anggota legislatif selama ini kerap berjanji kepada masyarakat, namun jarang diwujudkan setelah mereka mendapat mandat dari rakyat.
“Untuk saat ini saya tidak percaya dengan omongan para Caleg,” tegas Haidir saat diwawancarai beritaalternatif.com, Selasa (9/1/2024).
Dia mengaku hanya akan menggunakan hak suaranya pada Pilpres 2024.
Ia menyebut setiap pemilih harus menggunakan hak suaranya pada pemilihan presiden dan wakil presiden.
“Karena calon presiden yang akan datang ini akan berpengaruh dengan masa depan bangsa kita,” sebutnya.
Ia menginginkan pemimpin bangsa Indonesia merupakan pribadi yang bisa bekerja untuk memajukan negara. Bukan calon yang hanya banyak bicara, tetapi tidak disertai aksi.
“Mereka sudah mencalonkan diri mereka sebagai calon presiden. Berarti mereka sudah siap menerima konsekuensi menjadi presiden. Mereka juga siap membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.
Haidir berharap presiden dan wakil presiden yang terpilih bisa memastikan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Semoga apa yang harus menjadi hak rakyat itu menjadi milik rakyat,” harapnya.
Sementara itu, warga Kecamatan Muara Wis Rizki Akbar mengaku akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu mendatang.
Saat menentukan pilihan, dia akan melihat visi misi Caleg terlebih dahulu agar tidak salah dalam memilih wakil rakyat.
“Saya memilih karena kemauan. Sama juga lihat visi misinya. Intinya visi misinya yang jelas,” bebernya.
Warga Kecamatan Tenggarong Khaidir Mubaraq mengaku akan menggunakan hak suaranya pada Pilpres 2024.
Dia telah memiliki gambaran kandidat yang akan dipilihnya saat Pemilu tahun ini.
Ia menilai calon pemimpin dari gagasan dan rekam jejaknya selama berkiprah dalam pembangunan Indonesia.
“Pencapaiannya apa? Pengalamannya apa sebelum masuk di presiden? Intinya apa yang sudah dicapai sebelum jadi presiden,” pungkasnya. (mt/fb)