Search
Search
Close this search box.

The White Helmets: Pahlawan atau Teroris?

Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Banyak video yang memberitakan tentang RS Al Quds Hospital memunculkan anggota “The White Helmets” (WH), sebuah LSM ‘relawan kemanusiaan’ yang didirikan dengan bantuan dana sebesar 23 juta dolar dari pemerintah AS. Pemberian dana itu diakui oleh Juru Bicara Kemenlu AS, Mark Toner, sebagaimana bisa dilihat dalam sebuah rekaman video yang diunggah di Youtube.

Di video yang sama, Anda akan melihat bawah WH yang mengaku relawan tengah membawa senjata, atau berteriak-teriak ‘Allahu Akbar’ di tengah orang-orang yang mengibarkan bendera Al Nusra. Atau, setelah seorang teroris melakukan eksekusi mati pada seseorang, muncul anggota WH yang segera membungkus jasad korban (artinya, WH ada di tempat itu saat eksekusi mati). Atau WH berpose bersama mayat-mayat tentara Suriah.

Kisah ‘Dokter Anak Terakhir’ sebagaimana dibahas di tulisan sebelumnya juga memperlihatkan keterkaitan antara sang dokter dengan WH. Pasalnya, website Huffington Post memulai surat terbuka dari seorang dokter yang mengaku teman sang ‘Dokter Anak Terakhir’. Surat yang berjudul “Last Night, My Friend, Aleppo’s Most Qualified Remaining Pediatrician, Was Killed” itu bersumber dari ‘The Syria Campaign’ (SC). SC adalah LSM yang aktif berkampanye di media sosial untuk mendorong dilakukannya No Fly Zone (NFZ) di Suriah.

Advertisements

WH atau nama lainnya Syrian Civil Defence, didirikan pada Maret 2013 di Turki oleh James Le Mesurier, mantan militer Inggris dengan rekam jejak di berbagai kawasan konflik (Kosnia, Kosovo, Irak, Lebanon, Palestina). Dana awal pendirian WH adalah 300 ribu dolar dan selanjutnya menerima donasi jutaan dolar dan suplai logistik disediakan oleh Turki. Telegraph menyebut Inggris telah menggelontorkan 3,5 juta pound. Boris Johnson (Menteri Luar Negeri Inggris saat itu) pernah mengakui telah menggelontorkan dana 32 juta Poundsterling untuk WH, sebagai bagian dari paket bantuan sebesar 65 juta Poundsterling. Mark Toner (Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS) mengatakan bahwa AS telah memberikan 23 juta dolar untuk WH lewat USAID.

Mesurier pada 2014 membentuk Mayday (konon untuk ‘melatih SAR bagi warga sipil Suriah’). Di antara tokoh lembaga ini adalah Faruq al-Habib dan Read Saleh, tokoh “revolusi” Suriah yang ter-link dengan CIA. Mesurier juga pernah menjadi staf di perusahaan keamanan swasta (=tentara bayaran) yang beroperasi di Irak, Olive dan Good Harbour, yang ter-link juga dengan Blackwater yang sangat kejam itu. Dan masih banyak lagi link antara WH dengan berbagai organisasi kotor lainnya.

Anggota WH adalah orang-orang sipil dari wilayah yang dikuasai ‘pemberontak’ yang dibayar untuk pergi ke Turki dan menerima pelatihan SAR (Search and Rescue). WH mengaku non partisan dan netral, tetapi faktanya mereka bekerja hanya di Idlib dan Aleppo timur yang dikuasai Al Nusra.

Sebelum pembebasan Aleppo timur, keterkaitan antara WH dengan milisi Al Nusra masih berupa dugaan yang didasarkan pada berbagai bukti dan rekam jejak digital. Misalnya ada video yang berkisah tentang ‘serangan gas kimia oleh Assad’ dimulai dengan pemunculan logo WH dan diikuti oleh logo Al Nusra, atau WH berpose riang bersama mayat-mayat tentara Suriah.

Namun setelah pembebasan Aleppo timur pada Desember 2016, reporter channel Anna News (Rusia) bisa mendatangi langsung lima markas WH dan mewawancarai penduduk lokal di sekitar markas. Reportase Anna News membuktikan bahwa WH tak lain adalah tim penyelamat medis untuk Al Nusra.

Selain sebagai petugas medis untuk teroris, WH memiliki fungsi utama sebagai agen propaganda anti pemerintah Suriah. Video-video ‘penyelamatan’ yang dibuat WH selalu menceritakan bahwa yang mereka selamatkan itu semuanya adalah korban bom atau senjata kimia tentara Suriah. WH didukung oleh tim kampanye yang sangat canggih, tidak hanya The Syrian Campaign, tapi juga jurnalis terkemuka Nicholas Kristof dari New York Times.

Pimpinan WH, Read Saleh, bahkan diberi kesempatan menulis di Washington Post, di mana ia menceritakan bahwa warga Aleppo terus-menerus digempur oleh tentara Suriah dengan menggunakan bom barrel dan untuk itu, Saleh menyerukan agar PBB segera memberlakukan NFZ. Propaganda yang sangat masif dan terstruktur ini dikoordinasikan oleh lembaga public relations mahal yang berkantor pusat di New York, Purpose Inc.

Aksi propaganda terbaru adalah pemberian piala Oscar kepada film dokumenter WH. Padahal, sutradara film itu (Einsiedel dan Natasegara) tidak pernah datang ke Aleppo. Sebagai pembuat film dokumenter, seharusnya mereka melakukan pekerjaan jurnalistik, misalnya menelaah video-video ‘pertolongan medis’ WH. Dokter Swedia untuk HAM (SWEDHR) saat mengomentari video WH mengenai ‘korban senjata kimia’ (video ini bahkan ditampilkan di sidang PBB), mengatakan, tindakan medis yang terlihat di video itu sangat aneh dan tidak sesuai prosedur medis yang benar, bahkan berpotensi mematikan.

Terakhir, mau tahu siapa di antara pemilik saham Netflix, pembuat film WH? Tak lain, George Soros. (Sumber: Dina Sulaeman dalam buku Salju di Aleppo)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA