Search
Search
Close this search box.

Banjir Tahunan di Wilayah Hulu, Salehuddin Minta Pemda Ambil Langkah Cepat

Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Banjir kerap menerjang wilayah hulu Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), antara lain Kecamatan Kembang Janggut, Kenohan, Kota Bangun, Muara Muntai, dan Muara Wis.

Aktivitas hilir mudik warga di lima kecamatan tersebut pun mengalami hambatan karena akses jalan tertutupi banjir.

Anggota DPRD Kaltim dari Dapil Kukar Salehuddin mengungkapkan bahwa sejumlah titik di lima kecamatan tersebut sulit dilewati oleh warga.

Advertisements

Ia pun mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar memberikan bantuan berupa kapal very untuk membantu warga yang hendak menyeberangi sungai.

Selain itu, para pelajar juga dapat menggunakan kapal tersebut. “Apalagi sekarang mereka sudah melakukan proses ujian,” ujarnya baru-baru ini kepada beritaalternatif.com.

Salehuddin mengungkapkan, banjir yang menerjang lima kecamatan itu juga mengakibatkan peningkatan harga barang dan jasa.

Momentum Natal dan Tahun Baru pun akan mengerek harga barang dan jasa. Politisi Partai Golkar ini mendorong pemerintah daerah mengantisipasi fenomena tersebut.

“Pemerintah kabupaten dan provinsi harus hadir sesuai tugas dan fungsinya untuk meringankan beban masyarakat,” imbuhnya.

Dalam jangka panjang, Salehuddin mengingatkan Pemkab Kukar dan Pemprov Kaltim melakukan mitigasi terhadap banjir tahunan yang acap menerjang wilayah hulu.

Sementara di wilayah hulu yang kerap diterjang banjir, mantan Ketua DPRD Kukar ini menyarankan pemerintah daerah meningkatkan badan jalan.

“Tinggi jalannya harus disesuaikan dengan ketinggian air pada saat banjir. Peningkatan jalannya mungkin 1 meter sampai 2 meter,” sarannya.

Dia juga menyarankan pemerintah daerah membuat jembatan yang lebih tinggi daripada ketinggian banjir di wilayah hulu.

“Jembatan permanen itu juga bisa jadi langkah jangka panjang,” pungkasnya.

Pada Desember 2022, banjir di wilayah hulu berlangsung sekitar dua pekan. Titik banjir meliputi lima kecamatan, yang diawali dari Jembatan Martadipura Kota Bangun.

Banjir ini pun meningkatkan biaya penyeberangan antar wilayah di hulu. Warga yang menggunakan kendaraan roda empat harus merogoh kocek Rp 100 ribu dalam satu kali penyeberangan. Sedangkan pengguna kendaraan roda hulu membayar fery penyeberangan Rp 20 ribu. (um)

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT