BERITAALTERNATIF.COM – Yayasan Abu Dzar Al-Ghifari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw pada Minggu (25/10/2022) siang.
Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 300 orang yang berasal dari Kota Samarinda dan Kota Tenggarong tersebut dilaksanakan di Sekretariat Yayasan Abu Dzar Al-Ghifari Kukar yang berlokasi di Jalan A.M. Sangaji, Kelurahan Baru.
Peringatan Maulid yang menghadirkan mubalig dari Jawa Timur Habib Ahmad Syahab ini berjalan secara khidmat dan meriah.
Hadir pula dari perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Kukar, Ustaz Jali. Dalam pembukaan kegiatan tersebut, ia menyampaikan sambutan, yang menekankan moderasi dalam beragama di kalangan umat Islam.
Jali menguraikan bahwa moderasi beragama adalah tidak ekstrem ke kiri (liberalis) dan kanan (radikal). Umat Islam dituntut untuk berada di tengah-tengah.
“Kita harus menghargai keberadaan agama lain, lebih-lebih menghargai juga ajaran-ajaran lain, khususnya agama kita sendiri,” jelasnya.
Dia menyebutkan, dalam ajaran Islam, setiap penganutnya dituntut untuk mendahulukan Allah dan Rasulullah. Umat Islam diwajibkan untuk memperjuangkan agama Allah melalui syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
“Saya mengajak agar jangan menganggap ajaran kita yang paling benar. Jangan pula menganggap ajaran orang lain keliru,” tegasnya.
Jali menekankan agar setiap umat beragama berdiri di tengah-tengah. Pasalnya, Indonesia berasaskan Pancasila, yang mengakui banyak agama, aliran, dan pemahaman-pemahaman.
“Berlaku baiklah kita dengan orang-orang yang bahkan tidak mempercayai akidah kita sendiri, utamanya kita yang mempercayai akidah Ahlusunnah Wal Jamaah,” katanya.
Setiap umat Islam, sambung dia, diwajibkan untuk tidak mengedepankan ego terhadap ajaran atau mazhab yang dianutnya, sehingga menganggap hanya ajaran dan pemahamannya yang paling suci.
“Jangan menganggap hanya aliran kita yang paling benar; hanya tempat kita yang paling suci; hanya tempat kita yang paling bersih. Ini yang kita hindari ke depan,” imbuhnya.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw tahun ini diharapkannya dapat mendorong persatuan dan kesatuan umat Islam.
“Kita harus menjalankan ajaran-ajaran Rasulullah; menjalankan seluruh amanahnya; menjalankan seluruh sunahnya dan menegakkan panji Islam,” ujarnya.
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, lanjut dia, setiap warga negara memiliki perbedaan-perbedaan pemahaman, sehingga seluruh masyarakat Indonesia harus menghargai satu sama lain.
“Kita tidak boleh memaksakan agama kita. Kita tidak membenci agama orang lain. Itulah sifat moderat yang sebenarnya,” tegas dia.
Dia menekankan agar Yayasan Abu Dzar Al-Ghifari Kukar berperan aktif dalam mengajarkan agama Islam kepada masyarakat Kukar, khususnya warga di sekitar sekretariat yayasan yang dipimpin oleh Haidir tersebut.
“Harapan kita, mudah-mudahan dengan tumbuhnya yayasan-yayasan agama akan menyemarakkan pengajian-pengajian yang membawa umat kepada kebenaran,” pungkasnya. (um)