BERITAALTERNATIF.COM – Anggota DPRD Kutim Yusri Yusuf menyoroti beberapa isu lain yang dihadapi petani sawit di Kutim, seperti pola kemitraan yang tidak seimbang, harga Tandan Buah Segar (TBS) yang sering kali di bawah standar, serta masalah kebun plasma dan grading.
Dia menegaskan bahwa percepatan pola kemitraan antara petani dan pabrik kelapa sawit sangat diperlukan.
“Pola kemitraan ini penting agar petani dapat bekerja sama dengan perusahaan dalam teknis per zonasi yang lebih teratur,” jelasnya sebagaimana dilansir dari Suara Kutim pada Selasa (27/8/2024).
Ia juga mengkritik penerapan harga TBS yang kerap kali tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah. Harga yang diterima petani seringkali di bawah harga yang ditetapkan oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Kutim.
“Kami minta pengawasan harga TBS sesuai harga Disbun, sehingga petani tidak dirugikan,” tegasnya.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa petani mendapatkan harga yang layak dan sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.
Terkait kebun plasma, Yusri menyampaikan bahwa kemitraan inti-plasma harus menguntungkan kedua belah pihak. Namun kenyataannya, banyak petani kecil yang merasa dirugikan oleh praktik yang tidak adil dari perusahaan.
“Kemitraan ini seharusnya menguntungkan kedua belah pihak, namun realitasnya banyak petani yang dirugikan,” jelasnya.
Hal ini mencerminkan perlunya peraturan yang lebih ketat dan perlindungan bagi petani kecil agar mereka tidak menjadi korban dari praktik bisnis yang merugikan.
Di sisi lain, dia menekankan penerapan standar yang tepat dalam grading atau sortasi buah sawit. Standar grading yang tidak adil sering kali membuat petani mandiri menerima harga yang lebih rendah.
“Kami minta agar perusahaan mengikuti aturan yang berlaku dengan penurunan kualitas buah yang wajar, berkisar 3-5 persen. Hal ini penting agar petani mandiri tidak mengalami kerugian besar dalam penjualan hasil panen mereka,” katanya.
Dengan berbagai tantangan yang masih dihadapi oleh petani sawit swadaya di Kutim, ia berharap pemerintah daerah bisa segera mengambil langkah nyata untuk membantu para petani.
Pembentukan Perusda yang fokus pada sektor sawit dan pembangunan fasilitas hilirisasi industri kelapa sawit diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga mendukung perekonomian daerah secara keseluruhan.
“Tindakan nyata diperlukan untuk memastikan petani sawit di Kutim dapat terus berproduksi dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” tutupnya. (adv)
Editor: Ufqil Mubin