Kukar, beritaalternatif.com – Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam Indonesia Kutai Kartanegara (GPII Kukar) Muhammad Faudzan melalui sekretaris umumnya, Halimatu, menyayangkan rendahnya kepedulian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur (DPRD Kaltim) terhadap dunia pendidikan.
Pasalnya, anggaran Rp 77 miliar yang direncanakan di APBD Perubahan 2021 untuk program Beasiswa Kaltim Tuntas tahap kedua tak kunjung disahkan.
Ia menuturkan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 49 ayat 1 yang mengatur dana pendidikan selain gaji pendidikan dan biaya pendidikan kedinasan minimal dialokasikan sebesar 20 persen dari APBD dan APBN. Sebab, lanjut dia, pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia.
“Ketika anggaran pendidikan tidak dimaksimalkan digunakan sesuai dengan aturan yang ada, maka bisa dipastikan bahwa pemerintah masih minim perhatiannya ke sektor pendidikan,” kata Halimatu kepada beritaalternatif.com, Rabu (13/10/2021).
Stev, sapaannya, mengungkapkan, DPRD Kaltim harusnya mendukung visi misi Pemerintah Provinsi Kaltim 2018-2023 yang pro terhadap peningkatan pendidikan, di antaranya visi misi pengembangan SMA/SMK terpadu bertaraf internasional dan peningkatan insentif guru dan tenaga kependidikan SMA/SMK/MA dan optimalisasi SMK dan BLK untuk mencetak tenaga kerja andal serta terampil, serta memberikan beasiswa tuntas untuk percepatan pembangunan pedesaan.
“Banyak mahasiswa dan pelajar yang sangat membutuhkan Beasiswa Kaltim Tuntas ini. Ketika hanya harapan palsu yang diberikan oleh pemerintah, maka ini sangat menyakiti hati ribuan mahasiswa dan pelajar Kaltim,” katanya.
Sebagai seorang mahasiswa, Stev juga berharap agar DPRD Kaltim segera mengesahkan APBD Perubahan dengan besaran Rp 77 miliar untuk program Beasiswa Katim Tuntas tersebut.
“Hal ini kan tujuannya baik, yaitu ingin mendorong anggaran pendidikan untuk mampu mempercepat pencapaian pembangunan dan peningkatan taraf hidup masyarakat Kaltim melalui terciptanya SDM yang berkualitas, unggul dan berdaya saing,” tutup Stev. (*)
Penulis: Arif Rahmansyah