Search
Search
Close this search box.

Pemerintah Pusat Tetap Jaga Stabilitas Harga Pangan

Menteri Perdagangan, Zulkifi Hasan. (MataMata)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Pemerintah pusat saat ini terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan di pasaran.

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan guna menjaga konsumsi dan produktivitas petani.

“Mengenai stabilitas pangan ini penting sekali. Sebab, ketika saya bilang harga terlalu murah kasihan petani, tapi kalau harga mahal masyarakat kesulitan,” kata dia, seperti dilansir Antara, Kamis (5/9/2024).

Advertisements

Selain itu, ia menyebut stabilitas harga sangat penting agar tidak menimbulkan gejolak.

“Karena kalau terlalu rendah harganya seperti di sini cabai sekarang Rp 25 ribu per kilogram, bawang merah Rp 25 ribu per kilogram, petani bisa bangkrut, kasihan. Tanahnya bisa dijual untuk modal hidup, tapi konsumen yang senang karena membeli dengan murah,” ucap Zulkifli.

Oleh karenanya, pemerintah berupa mengatur harga pangan agar sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Sehingga, daya beli konsumen dapat meningkatkan, dan produktivitas petani tetap terjaga.

“Makanya pemerintah mengatur harganya itu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu murah. Misalnya bawang patokan harganya Rp 40 ribu per kilogram, tapi sekarang kenyataannya hanya Rp 25 ribu per kilogram,” ujarnya.

Zulkifli menjelaskan bahwa seperti di Lampung, awal September ini mengalami deflasi sehingga harus kembali dijaga stabilitas harga pangan di daerah.

“Di sini tidak inflasi bulan ini, lebih ke deflasi karena terlalu murah harganya bukan naik,” beber dia.

Ia mengungkapkan, tidak ditemukan kendala dalam pendistribusian pasokan pangan bagi pedagang dari daerah sentra produksi

“Naik turun harga ini biasa, tidak ada kendala dalam distribusi karena pedagang punya pemasok masing-masing langsung dari daerah sentra pangan baik di dalam Provinsi Lampung atau di luar Lampung,” pungkas Zulkifli. (*)

Editor: M. As’ari

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA